Kisah Inspiratif Dr (HC) Susi Pudjiastuti (Bag II)

Kita akan lanjutkan Kisah Inspiratif Dr (HC) Susi Pudjiastuti untuk bagian kedua di hari ini. Beliau banyak sekali mendapatkan penghargaan, diantaranya :

 

 

  1. Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat tahun 2004
  2. Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005
  3. Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia. Tahun 2006
  4. Metro TV Award for Economics-2006,
  5. Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia
  6. Berprestasi Award dari PT Exelcomindo
  7. Sofyan Ilyas Award dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2009
  8. Ganesha Widyajasa Aditama Award dari ITB, 2011
  9. Award for Innovative Achievements, Extraordinary Leadership and Significant Contributions to the Economy, APEC, 2011
  10. Tokoh Wanita Inspiratif Penggerak Pembangunan, dari Gubernur Jawa Barat, 2008
  11. Kanjeng Ratu Ayu (KRAY) Susi Pudjiastutiningrat, dari Keraton Surakarta Hadiningrat, 2015
  12. Leaders for a Living Planet Award dari WWF, 16 September 2016, sebagai penghargaan atas perannya dalam memajukan pembangunan sektor perikanan yang berkelanjutan, pelestarian alam laut, dan pemberantasan pencurian ikan.

 

Pada tahun 2008, ia mengembangkan bisnis aviasinya dengan membuka sekolah pilot Susi Flying School melalui PT ASI Pudjiastuti Flying School. Pada Minggu, 26 Oktober 2014, dalam pengumuman Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi-JK Ibu Susi Pudjiastuti ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan. Ia sempat dua kali bercerai dan kemudian menikah dengan Christian von Strombeck.[10] Ia memiliki tiga orang anak, Panji Hilmansyah (dari pernikahannya dengan Yoyok Yudi Suharyo), Nadine Kaiser (dari pernikahannya dengan Daniel Kaiser), dan Alvy Xavier. Beberapa komoditas yang menjadi andalan perusahaan Susi yang dicupulik dari bisnis.com, antara lain :

 
Ekspor Lobster
Setelah memutuskan keluar dari SMA di sebuah daerah perbatasan Cilacap-Jawa Barat, Jawa Tengah tahun 1983, Susi merintis bisnis kecil-kecilan, menjadi pengepul ikan. Tak jarang ia mengendarai truk pengangkut  ikan dari para nelayan di Pangandaran untuk dikirim ke kafe-kafe, restoran, seafood di Jakarta. Tentu saja usahanya bukan tanpa kendala, perlahan mengarah pada kemajuan dan akhirnya menemukan celah ekspor lobster. Ia pun mencari lobster ke seantero pantai Indonesia. Masalah kemudian muncul lambatnya distribusi lobster terutama jika dikirim ke luar negeri.  Saat itu ia menggunakan kapal laut yang cukup memakan waktu.

Sementara lobster harus dalam keadaan segar di tempat tujuan. Gayung bersambut, sang suami Christian von Strombeck, merupakan pilot berkewarganegaraan Jerman mendukungnya. Sebagai pilot pesawat carteran, Christian berpengalaman dalam bisnis pesawat. Dengan rintangan tersendiri, akhirnya sebuah pesawat jenis Cessna berhasil dibelinya. Alat transportasi itu sangat membantunya mengangkut lobster dari daerah-ke daerah lainnya.

Bisnis Carter Pesawat Terbang
Salah satu pengguna pesawat carteran milik Susi, Presiden Jokowi saat kampanye Pilpres 2014. Saya juga pernah melihat , mantan menteri BUMN Dahlan Iskan menggunakan pesawat carteran milik Susi ketika berkunjung ke Tasikmalaya. Mungkin hal yang sama ke daerah lain. Kini usaha penerbangan dan carter pesawat Susi Air semakin maju. Saat penulis meliput launching alat simulasi penerbangan di Kantor Susi Air Pangandaran tahun 2013 lalu, Susi mengemukakan , capaian perusahannya. PT ASI Pudjiastuti  Aviation menurutnya, sudah mengoperasikan 47 pesawat yang menghubungkan 250 kota atau kabupaten di Indonesia.

Rute yang digarap Susi Air merupakan rute perinstis ke daerah terpencil. Misalnya, ke Papua mencapai 70%, kabupaten di Kalimantan mencapai 50%, kabupaten di Sulawesi 30% dan kabupaten di Sumatera mencapai 90%. Susi mengklaim, dari sisi jam terbang  armada pesawat Susi Air merupakan paling banyak di seluruh dunia. Setidaknya dalam setahun dengan 47 pesawat Susi Air rata-rata 47.000 jam. Satu hari, pesawat Susi Air melakukan 180 penerbangan atau 45.000 jam per tahun mengarungi 114 rute domestik untuk 106 tujuan penerbangan. Tujuan penerbangan di Pulau Sumatera 25 tujuan, Pulau Jawa 3 tujuan, Kupang dan NTT 5 tujuan, Pulau Kalimantan 25 tujuan, Sulawesi 10 tujuan dan Papua 38 tujuan.

Masih penasaran dengan kisah Bu Susi, seberapa banyak perubahan ekspor ikan setelah banyak kapal-kapal asing pencuri ikan ditenggelamkan. Ikut kisah selanjutkan di esok hari, selamat berkarya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.