Menuju Kebangkitan Ekonomi Kreatif & Inklusi

Dewasa ini ekonomi kreatif menjadi hal yang sangat mendapatkan perhatian pemerintah. Ekonomi kreatif menjadi salah satu tulangpunggung pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan maupun sumber pendapatan pemerintah. Menurut http://presidenri.go.id, Presiden Jokowi berharap bahwa ekonomi kreatif dapat menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Data WIPO Survei (2013) menempatkan Indonesia pada posisi 30 dari 42 negara berdasarkan kontribusi industri kreatif terhadap GDP masing-masing negara, di mana peringat teratas adalah Amerika Serikat (11,3%) dan Korea (9,9%). Pada tahun 2014, kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB Indonesia 7,02% (tujuh koma nol dua persen), dan dalam RPJMN pada periode 2015-2019 diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih dari 12% (dua belas persen). Untuk itu, harus dilakukan berbagai program untuk reframing ekonomi kreatif karena dalam era GDE, kecepatan berinovasi sangat penting.

 

Ekonomi kreatif tidak bisa berjalan sendiri, namun perlu pendekatan yang iklusif. Menurut www.mukhotibmd.web.id, penguatan ekonomi kreatif dan iklusi perlu dilakukan, misalkan para petani bisa melayani langsung konsumen komoditas pangannya. Rantai pasar yang membuat harga rendah di tingkat petani tetapi membumbung tinggi pada tingkat pembeli diputus habis. Melalui jaringan internet pembeli bisa memesan langsung komoditas pangan yang akan dibelinya melalui web dan aplikasi. Begitu permintaan masuk melalui aplikasi dalam gawai yang ada di petani, mereka langsung mengemas barang pesanan dengan standar berkualitas tinggi. Agar para petani memiliki kemampuan pengelolaan komoditas berkualitas, mengoperasikan gawai dan aplikasi, serta melakukan pengepakan barang pesanan dan melalukan pengiriman, para petani menerima berbagai peningkatan kapasitas dalam proses pengembangan ekonomi kreatif berbasis digital dalam sektor komoditas pangan.

Begitu kira-kira secara sederhana yang bisa dipahami dalam mekanisme pengembangan ekonomi kreatif dengan menggunakan fasilitas teknologi informasi yang dikembangkan PT Limakilo Maju Bersama Petani yang mengusung misi sebagai sebuah usaha sosial yang bermitra dengan petani kecil untuk memperpendek rantai pasok makanan ke konsumen. Jauh sebelum limakilo.id, COMBINE Resource Institution Yogyakarta, sebuah ornop di Yogyakarta yang bergerak dalam bidang teknologi informasi berbasis komunitas, telah mengembangkan pasar komunitas yang juga mempertemukan petani dan konsumennya.

Selain penjualan komoditas pangan seperti beras organik, ada yang unik lagi, pasar komunitas juga melayani penyediaan jasa sistem gadu hewan ternak. Melalui website yang disediakan, pemilik modal bisa melihat perkembangan hewan ternaknya yang digadu bersama petani.

Model-model pengembangan ekonomi kreatif yang lain terus berkembang sesuai dengan visi dan misi masing-masing pengembang dalam meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat kecil dan semakin meninggikan rasio gini dalam jangkauan masyarakat yang hidup di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil di Nusantara ini. Sebab kendala selama ini dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis digital ini sebenarnya karena keterbatasan daya jangkau layanan internet yang bisa masuk ke wilayah-wilayah terluar, sehingga para petani sebagai mitra pengembangan industri digital ini menjadi tidak memungkingkan. Para petani tak bisa mengelola aplikasi dalam menerima pesanan dan pengiriman contoh-contoh barang karena ketiadaan jaringan internet.

 

Kehadiran Satelit Telkom 3S, tentu saja semakin memungkinkan pengembangan ekonomi kreatif berbasis digital yang sudah ada, dan meluaskan wilayah-wilayah kerja para pelopor ekonomi kreatif yang sudah bekerja selama ini, seperti PT Limakilo dari sektor perusahaan dan Combine Resource Institution dari sektor masyarakat sipil pada sektor pertanian dan peternakan. Dengan fasilitas internet yang semakin luas sampai ke wilayah terpencil, akan mampu membuka inovasi-inovasi baru tak hanya dalam bidang pertanian dan peternakan melalui mekanisme penjualan secara langsung ke konsumen. Sebut, misalnya, Sistem Informasi Desa (SID) juga akan bisa dikembangkan sampai ke desa-desa di wilayah terluar, yang sebagiannya merupakan desa adat. Melalui SID data-data mengenai situasi penduduk desa bisa tercatat dengan baik, terukur dan tervalidasi.

Data lengkap ini tidak saja mendukung sistem administrasi kependudukan yang makin baik, melainkan bisa sebagai alat pengembangan program-program desa dan desa adat berbasis bukti. Ambil contoh, pengembangan program kesehatan perempuan desa, akan bisa dilakukan dengan melihat data dalam SID mengenai kesakitan paling tinggi di desa itu, penyebab kematian perempuan palign sering, dan akar masalah tingginya Angka Kematian Ibu saat melahirkan (AKI) dan tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) di sebuah desa tertentu.

Lebih dari itu, pengembangan ekonomi kreatif berbasis digital juga memungkinkan untuk merintis jalan baru ekonomi bagi penyandang disabilitas di Indonesia. Persoalan terberat yang menghadang penyandang disabilitas adalah mobilitas karena infrastruktur jalan, gedung dan ruang publik lainnya belum ramah terhadap penyandang disabilitas. Pengembangan ekonomi berbasis digital sangat potensial untuk membangkitkan ekonomi kreatif dikalangan penyandang disabilitas, sebab setidak-tidaknya hambatan mobilitas sedikit berkurang menjadi kendala. Mereka bisa difasilitasi mengembangkan industri rumah tangga, peningkatan kapasitas melakukan inovasi-inovasi produksi, dan memasarkannya melalui pasar digital.

Dengan demikian, kehadiran Satelit Telkom 3S juga akan memberikan kontribusi dalam pengembangan ekonomi inklusi di Indonesia, karena dapat menyertakan penyandang disabilitas dalam proses pasar dan ekonomi kreatif berbasis digital ini. Pada akhirnya, Satelit Telkom 3S turut serta dan bisa menjadi pelopor layanan dalam penguatan sistem keuangan digital yang saat ini mulai dikembangkan secara serius di kalangan perbankan. Termasuk bagi Telkom sendiri dengan produk uang eletroniknya T-Wallet, melalui anak perusahaannya, Telkomsel, yang akan semakin menemukan konteks dalam ranah mayarakat kecil, petani dan juga industri kreatif lainnya. Pintu gerbang ekonomi digital masa depan Indonesia, setidak-tidaknya sudah mulai terbuka dan hadir di depan mata.

Perkembangan ekonomi kreatif, tidak hanya dimaknai penggunaan teknologi saja, namun juga hasil karya kreatif. Hasil kerajinan tangan pun menjadi kreatif dan bisa bernilai dan berjangkau luas, seluruh dunia karena kemajuan teknologi. Jadi, manfaatkan keterbukaan informasi dan teknologi untuk mendukung hasil karya kreatif yang sudah dihasilkan. Selamat mencoba, selamat berkarya dan semoga sukses.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.