Potensi Komunitas Melalui Penjualan E-Commerce

Tahun 2017 baru saja dimulai, persaingan dunia bisnis semakin kuat. Persaingan yang tidak hanya mengandalkan layanan yang bersifat tangible (dapat diukur), namun juga yang  bersifat intangible (tidak dapat diukur). Layanan yang dulu hanya dikategorikan sebagai jasa, saat ini penjualan barang juga memperhatikan layanan yang bersifat intangible.

Akhir-akhir ini penjualan suatu produk atau barang seringkali sudah tidak hanya dilakukan melalui penjualan yang bersifat langsung, namun semakin banyak yang menggunakan layanan tidak langsung, terutama melalui social media. Tidak terhitung, banyak sekali saluran penjualan yang dilakukan oleh produsen barang, bisa melalui facebook, twitter, IG hingga website. Semua saluran tersebut berbiaya relatif lebih murah daripada menggunakan saluran cara lama yang membutuhkan waktu dan biaya lebih banyak.

Produk yang tersedia di layanan e-commerce sangat beragam, dibuat oleh banyak sekali produsen, baik yang baru berdiri maupun yang sudah malang melintang di dunia bisnis. Ya, persaingan sudah bersifat global sehingga semuanya punya kesempatan yang sama. Menurut Herry SW, pengamat telekomunikasi dari Surabaya, sebagaimana dikutip dari Surya, potensi pasar Indonesia masih sangat menarik dan besar serta didukung kepercayaan belanja online yang terus meningkat, setiap tahun bakal terjadi seleksi alam perusahaan e-commerce. Perusahaan e-commerce yang membatasi layanan dalam teritori atau wilayah tertentu. Tidak efisien, efektif, dan memberikan kemudahan belanja secara online pada pelanggan. “Perusahaan yang seperti itu pasti bakal ditinggalkan penggunanya. Tinggal menunggu waktu saja,” ujarnya. Bagi pengguna belanja online, yang utama adalah terkait kualitas layanan yang diberikan perusahaan e-commerce, lalu safety (kemanan) dan tidak ada pembatasan wilayah. “Online itu kan idealnya bisa belanja dari mana saja dan ke mana saja. Bisa menjangkau seluruh negara dan ujung dunia,” jelasnya. Kata Herry, saat ini ada puluhan perusahaan e–commerce yang bersaing memperebutkan pasar Indonesia yang sedang tumbuh pesat. Tahun ini industri sektor ini dipastikan makin menarik. Sehingga persaingan memberikan layanan keamanan transaksi, kenyamanan dan diskon harga besar menjadi gimmick menarik bagi pengguna. “Itulah tantangan bagi perusahaan e-commerce untuk bisa menyediakan semua keinginan pengguna,” imbuhnya.

Melihat pangsa pasar yang sangat besar, maka tidak salah jika komunitas yang bermitra dengan Indonesia Berkarya perlu mengoptimalkan kesempatan tersebut. Ya, komunitas tidak lagi diartinya kelompok yang perlu dilindungi, dijadikan obyek namun lebih perlu didorong untuk menjadi bagian penting dari perubahan itu sendiri. Perubahan baru akan terjadi jika komunitas bergerak. Komunitas mempunyai potensi dan kreativitas produk yang tidak terhingga, sehingga komunitas perlu mendapatkan kesempatan dikenal dan dipercaya oleh konsumen. Kapan itu terjadi ? Saat komunitas telah yakin jika produknya layak dan tepat dipilih oleh konsumen.

Jadi, mari gunakan kesempatan ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.