Tantangan Menguatkan Komunitas Untuk Berdaya
Indonesia Berkarya merupakan jaringan simpul komunitas yang berupaya menjadi jembatan produk komunitas perempuan survivor kekerasan, remaja yang termarginalkan, diffable, Orang dengan HIV/AIDS, Orang Hidup dengan HIV/AIDS, mantan pengguna NARKOBA serta masyarakat yang tidak mempunyai akses ekonomi yang berkeadilan dan berkerakyatan. Harapan lahirnya IB adalah (1) Muncul dan berkembangkanya simpul jaringan gerakan ekonomi kerakyatan, (2) Menguatkan dan memberikan kapasitas sistem ekonomi kerakyatan kepada komunitas, (3) Mendorong dan menumbuhkembangkan kemandirian komunitas, (4) Berupaya untuk meningkatkan daya guna dan nilai tambah produk komunitas, (5) Mendorong lahirnya forum ilmiah dan diskusi-diskusi kritis dalam perspektif ekonomi kerakyatan dan (6) Berupaya mewujudkan ekonomi kerakyatan yang peduli terhadap lingkungan.
Tantangan dalam mewujudkan harapan tersebut ternyata tidaklah mudah. Komunitas yang selama ini lebih kepada sasaran program yang tidak berhubungan dengan penguatan ekonomi perlu mendapatkan pendidikan tentang kepercayaan diri bahwa produk yang dihasilkan mempunyai nilai. Menanamkan kepercayaan diri tersebut tidaklah mudah. Selama ini komunitas lebih pada sisi menerima berjalannya program sehingga perlu waktu dan kesiapan lebih untuk menjadi agent of change.
Tantangan yang dihadapi Indonesia Berkarya pada saat berdiri adalah bagaimana melakukan edukasi kepada komunitas yang notabene selama ini melakukan penjualan produk menggunakan kekuatan word of mouth. Strategi menggunakan word-of-mouth sampai saat ini masih diyakini bisa mendorong pembelian oleh konsumen, bisa mempengaruhi komunitas, serta efisien karena tidak memerlukan budget yang besar. Walaupun dampak yang ditimbulkan bisa menciptakan image positif maupun negatif yang sangat besar bagi suatu produk. Melva (2011) menyatakan bahwa word of mouth tidak hanya melibatkan berita baik, namun juga berita buruk. Artinya, tidak peduli jumlah iklan yang dimunculkan, pengalaman yang buruk akan mudah menyebar dan merusak image produk.
Menurut Kotler & Keller (2007), Word of Mouth Communication (WOM) adalah proses komunikasi berupa pemberian rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal. Promosi mulut ke mulut ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pertama, Organic Word of mouth. Organic Word of Mouth adalah WOM yang terjadi secara alami, orang yang merasa puas pada sebuah produk akan membagi antusiasme mereka. Kedua adalah Amplified Word of Mouth. Amplified Word of Mouth adalah Word of Mouth yang terjadi karena di desain oleh perusahaan. Amplified Word of Mouth dilakukan ketika perusahaan melakukan kampanye yang dirancang untuk mendorong atau mempercepat penyampaian word of mouth kepada konsumen. Perusahaan berusaha menginformasikan produknya kepada masyarakat sehingga masyarakat nantinya mengenal dan kemudian membeli produk perusahaan tersebut.
Lalu tantangan seperti apa yang dihadapi dalam menguatkan komunitas sebagai pelaku usaha ? Setidaknya ada beberapa tantangan yang akan dihadapi jika mendorong komunitas sebagai agent of change, yaitu :
- Memunculkan dan memupuk kepercayaan diri bahwa komunitas adalah bagian penting dari masyarakat dan bisa menjadi subyek perubahan dan penguatan ekonomi.
- Perlu pendidikan pengelolaan keuangan dalam mengelola unit usaha yang termasuk dalam kategori unit usaha mikro, kecil dan menengah.
- Melek IT adaah suatu keharusan. Strategi mengenalkan dan menjaga pelanggan menggunakan word of mouth masih bisa dilakukan, namun penguasaan IT menjadi nilai lebih. Bagaimana penggunaan youtube WA, fb, twitter, IG hingga website sudah banyak sekali diulas tentang keberhasilannya. Hasil survey Hootsuite menyebutkan bahwa yout tube masih merupakan social media paling digemari oleh orang Indonesia (survey per 31 Januari 2017).
4. Konsistensi menjaga kualitas produk merupakan hal yang tidak bisa ditinggalkan.
5. Kuantitas produk yang harus tetap dijaga sebagai bagian dari management of stock
6. Dan yang tidak kalah penting adalah kemauan untuk terus berinovasi.
Jadi, selamat berjuang Indonesia Berkarya menghadapi tantangan untuk menguatkan komunitas.